27 April 2009

Imamatek lebih bayar pajak

Hmmm, ternyata Imamatek lebih bayar pajak. Lebih bayar pajak umumnya menjadi momok bagi para pebisnis karena hal itu berarti akan diperiksa.

Saya sendiri sebetulnya sangat antusias dan menantikan momen seperti ini. Banyak yang mengatakan kepada saya bahwa percuma membayar pajak dengan benar (lapor 100%) karena saat diperiksa pasti ada saja yang salah (atau dicari-cari kesalahannya).

Sejujurnya saya tidak percaya akan hal ini karena saya sendiri sudah melihat banyak perusahaan yang lapor pajak dengan jujur. Saat diperiksa pajak, mereka aman-aman saja dan tidak ditemukan temuan.

OK, sekarang Imamatek sudah lebih bayar. Berarti tinggal tunggu waktu (biasanya 1 bulan)  hingga muncul pemberitahuan akan diperiksa. Kita lihat saja nanti apakah mitos: "Percuma bayar pajak dengan benar, nanti juga pasti akan dipersalahkan" benar atau cuma isapan jempol semata.


Kembali Diundang Menjadi Guest Lecturer di LPPM

Tanggal 29 April 2009 saya kembali diundang menjadi dosen tamu di LPPM. Mata kuliah yang saya ajarkan adalah Manajemen produksi dengan topik Synchronous Manufacturing. 

Sejak tahun 2005 secara berkala saya diundang oleh Pak Sumartoyo, Dba untuk mengisi kelas perkenalan cara membuat jadual produksi berdasarkan sistem Synchronous Manufacturing (Sync Mfg). Sync Mfg sering juga dikenal dengan Theory of Constraint (TOC) yang pertama kali diperkenalkan oleh Eliyahu Goldratt. Saat ini Sync Mfg sudah digunakan oleh banyak perusahaan manufaktur terkemuka di dunia, di antaranya adalah: Boeing dan Seagate

Sistem ini telah terbukti bisa meningkatkan performa produksi sebuah pabrik secara signifikan. Produksi bisa dikerjakan dengan lebih cepat, kapasitas produksi menjadi meningkat, biaya dalam bentuk inventory juga bisa ditekan.

Sedikit mengenai Sync Mfg. Prinsipnya adalah: Keluaran dari sebuah sistem akan dibatasi oleh resource yang paling rendah. Hal ini bisa dianalogikan seperti sebuah rantai. Kekuatan sebuah rantai akan ditentukan oleh sambungannya yang paling lemah.

Sayangnya, saat ini belum banyak perusahaan manufaktur di Indonesia yang sudah mengadopsi teknik produksi seperti ini. Kebanyakan pabrik di Indonesia masih bergumul dengan masalah pasar dan bertahan hidup. Belum banyak yang sudah masuk ke tahapan efisiensi produksi.

Semoga dengan semakin banyaknya pelajar yang memahami Sync Mfg, akan semakin banyak pabrik-pabrik di Indonesia yang makin efisien dan kompetitif di pasar.