10 Juli 2009

Pentingnya Value di Perusahaan

Minggu lalu saya makan di Noodle Cafe, Mal Taman Anggrek. Setelah saya duduk dan order, sambil menunggu makanan datang, saya mulai mengamati suasana di Cafe tersebut. Perasaan saya mengatakan ada sesuatu yang tidak betul di cafe tersebut. Selidik punya selidik, ternyata karyawan di situ, tampangnya tidak ceria, kalau tidak mau disebut cembetut. Bahkan penerima tamunya pun tampangnya sama cembetutnya.

Selesai makan, saya menghampiri kasir untuk bayar. Total tagihan Rp.32.500. Saya membayar dengan 1 lembar 50,000 dan dikembalikan dengan 1 lembar sepuluh ribu dan 5 koin lima ratusan. Saat saya jalan keluar saya baru sadar ada yang keliru. Saya hitung ulang kembaliannya. Ternyata hanya Rp. 12.500. Berarti kurang Rp.5.000. Saya kembali lagi ke kasir tersebut. Dalam hati saya, mungkin bakalan alot karena saya sudah berjalan ke luar.

Kepada kasir saya bertanya: “Berapakah uang kembaliannya?
Kasir: “17.500 kan?
Saya tidak menjawab, hanya menunjukkan uang kembaliannya.
Kasir: “O..., kurang 5.000 ya?”.
Saya pikir: “Kok dia tahu kurang 5.000? Dia sendiri belum melihat & menghitung uang kembalian yang saya sodorkan?

Seketika itu saya langsung sadar bahwa kemungkinan hal ini memang disengaja. Mungkin dia pikir pelanggan tidak akan hitung ulang. Dengan entengnya dia kembalikan uang 5.000 dengan permintaan maaf.

Apa yang saya pelajari dari kejadian tersebut?
Berikut hipotesa saya: Terlihat karyawan di sana tidak puas dengan kebijakan perusahaan (terlihat dari bahasa tubuh mereka). Dugaan saya adalah masalah uang. Hal itu yang mendorong mereka untuk melakukan tindakan korupsi seperti cerita di atas.

Bila karyawan kita berperilaku seperti itu, siapakah yang salah? Saya pribadi berpendapat kesalahan terletak pada pemilik perusahaan. Setiap Business Owner (BO) berkewajiban untuk membuat sebuah aturan main dasar. Umumnya aturan main ini disebut sebagai Core Value atau Nilai inti.

Apa itu Core Value? Core Value adalah hal-hal yang dihargai, dijunjung tinggi, dijalankan, dan merupakan jiwa dari sebuah organisasi. Umumnya core value merupakan sebuah kata sifat dan dilengkapi dengan penjelasannya. Setiap karyawan harus tahu persis nilai-nilai apa saja yang harus dijaga dan apa konsekuensinya bila tidak diikuti. Tidak ada perusahaan yang bisa menjadi besar & bertahan lama tanpa adanya Core Value yang kuat.

Bagaimana cara membuat Core Value sebuah perusahaan? Mudah sekali. Core Value itu harusnya merupakan cerminan dari diri sang BO. Galilah dari sisi sang BO sendiri, dari sisi Customer dan dari sisi Team. Bila masing-masing didapatkan 3-4 value, maka Anda akan dapatkan total 9-12 value. Lakukan proses ini bersama dengan tim inti. Minta pendapat dan masukan dari mereka. Percaya dengan saya, masukan mereka akan mewakili suara hati tim Anda.

Setelah dapat, coba dievaluasi, disusun berdasarkan prioritasnya. Pastikan semua value ini tidak ada yang saling bertentangan. Dan yang terpenting, pastikan Anda hanya memasang value yang Anda sendiri hargai dan mau jalankan. Integritas Anda adalah faktor yang terpenting.

Setelah selesai, agar Core Value bisa diketahui, dimengerti, dan dijalankan oleh setiap anggota tim, kita perlu dokumentasikan, pasang di tempat yang mudah dilihat, dan juga harus sosialisasikan. Percaya sama saya, poin yang terakhir adalah hal yang paling sulit.
Dibutuhkan persistensi, disiplin dan keteguhan hati yang besar agar Core Value ini bisa mendarah-daging semua karyawan.

Setiap hari Anda harus melakukan Management by wandering around untuk 'menangkap' karyawan yang sedang menjalankan (atau tidak menjalankan) value.

Sebagai contoh: Imamatek memiliki core value yang disingkat menjadi: Bimma Kini Kuat & Sehat.
Kepanjangannya adalah:

  1. Bersih & Jujur
  2. Integritas
  3. Makmur
  4. Mandiri
  5. Kreatif
  6. Kualitas
  7. Seimbang
  8. Empati
  9. Saling MengHargai

Core value ini digunakan pada saat:
  1. Awal perekrutan karyawan, untuk memastikan tim yang akan bergabung telah memiliki value yang sama.
  2. Akhir minggu dibacakan keras-keras, lengkap dengan penjelasan dan contoh perilaku yang mendukung & tidak mendukung.
  3. Evaluasi performance secara periodik.

Kembali ke cerita di Noodle Cafe di atas. Terlihat dengan jelas bahwa perusahaan tersebut tidak memiliki core value, dalam hal ini value terhadap customer service dan kejujuran. Kasirnya dengan berani melakukan korupsi. Kalau hal tersebut terjadi di Imamatek, konsekuensinya sudah jelas.Tidak ada SP-SP-an. Yang ketahuan akan langsung di-out.

Semoga artikel ini bisa membantu para BO membentuk Core Value yang kuat di perusahaannya.