18 Februari 2013

Mandiri


Saya baru saja menonton film Habibie Dan Ainun. Film yang sangat luar biasa. Baik dalam hal pencapaian rekor penonton dan materi.

Namun yang ingin saya bahas kali ini adalah bagaimana keberhasilan Habibie dalam membuat pesawat terbang ternyata tidak diikuti dengan keberhasilan IPTN dalam mengkomersialisasikan pesawat tersebut.
Saya agak heran mengapa negara Indonesia tidak bangga dengan pesawat terbang buatan anak bangsa dan mendukung proyek tersebut dengan cara membeli pesawat tersebut di dalam negeri.
Coba lihat di beberapa negara lain yang nasionalisme rakyatnya sangat tinggi. Saya melihat orang Jepang yang tinggal di Jakarta hampir dapat dipastikan mengendarai mobil buatan Jepang. Kalau saya jalan-jalan di Karawaci di sekitar restoran Korea, saya bisa melihat deretan mobil Hyundai & KIA di situ.

Lalu mengapa kita tidak melihat maskapai penerbangan Indonesia menggunakan N235? Ya, ada, namun tidak signifikan jumlahnya. Kalau memang dukungan itu nyata, harusnya semua maskapai didorong untuk membeli pesawat N235.

Saya memang tidak mengerti banyak mengenai industri pesawat terbang. Saya dulu pernah mengeluh mengenai mengapa pemerintah tidak mendukung produk dalam negeri dan membiarkan import tidak resmi merajalela di Indonesia.

Sekarang saya mengerti. Ternyata pemerintah memang tidak mengerti tentang melindungi dan mengembangkan industri dalam negeri. Saat ini dunia bisnis tidak bisa mengandalkan pemerintah untuk melindungi bisnis mereka. Bila kita ingin sukses sebagai pengusaha di Indonesia, jangan cengeng. Jangan merengek-rengek minta dukungan atau bahkan perlindungan dari pemerintah. Jangan bandingkan dengan negara tetangga seperti Malaysia yang memberikan tax holiday untuk perusahaan software selama 10 tahun pertama.

Berkreasi dan kreatiflah dalam mencari solusi yang dibutuhkan oleh pasar. Tanpa dukungan pemerintah pun kita tetap bisa mandiri dalam berbisnis dan menguntungkan. Mungkin tidak mudah, namun pasti bisa.

Selamat berbisnis.