25 Februari 2009

Booming Software Akuntansi Paket di Indonesia di Tahun 2010

Booming Software Akuntansi Paket di Indonesia di Tahun 2010

Tidak ada data yang pasti berapa nilai pasar software akuntansi paket di Indonesia. Perkiraan saya adalah sekitar 10-12 Milyar pada tahun 2008. Angka itu didapatkan dari beberapa vendor software akuntansi paket yang ternama di Indonesia saat ini, seperti: Imamatek, CPSSoft dan Zahir. Dari laporan jumlah customer yang mereka akui di website mereka dibagi dengan lamanya mereka sudah beredar dikalikan dengan harga jual rata-rata produk mereka, maka didapatkanlah angka prediksi tersebut.

Dengan pasar yang sedemikian besar sebetulnya tidak terlalu menarik untuk digeluti. Seperti yang saya kutip dari perkataan Bapak Handy Irawan, direktur dari Frontier Consulting di seminarnya yang berjudul: Business Opportunities & profit in the middle of uncertainty, sempat mengatakan bahwa industri software di Indonesia di tahun 2009 belum akan berkembang pesat. Saya mengamini perkataan pakar marketing tersebut.

Beberapa fakta yang mendukung pendapat di atas antara lain:

80% dari pengusaha kecil anggota Kadin Jakarta belum memiliki NPWP dan “Kebanyakan pengusaha kecil juga tidak memiliki pembukuan yang teratur” (sumber: Kompas 24 Februari 2009). Angka yang kurang lebih sama juga didapatkan dari survei potensi pasar yang dilakukan oleh PT Integritas Makmur Mandiri (Imamatek). Imamatek mendapati bahwa baru sekitar 20% perusahaan di Jakarta yang menggunakan software akuntansi.

Namun kondisi ini segera akan berakhir.

Berikut analisanya:

Dari sektor pajak, Ibu Sri Mulyani Indrawati sebagai Menteri Keuangan RI menargetkan penerimaan dari sektor pajak di tahun 2009 adalah sebesar 671,9 trilyun, meningkat 19% dari tahun sebelumnya. Pemerintah mulai serius untuk memberlakukan kebijakan 'Semua orang harus bayar pajak'. Bukti keseriusan ini adalah secara bertahap tarif Pph Badan diturunkan dari 30% menjadi tarif tunggal 28% (2009) dan 25% (2010). Hal ini untuk mendorong lebih banyak perusahaan yang membayar pajak dengan benar.

Lalu apa hubungannya pajak dengan software akuntansi? Tentu saja ada hubungan yang sangat erat. Salah satu syarat untuk pelaporan pajak adalah adanya pembukuan yang rapi. Kita semua tahu bahwa untuk menyusun laporan keuangan yang rapi secara manual (tanpa software) adalah sangat sulit. Oleh sebab itu dengan adanya tekanan dari pemerintah yang mengharuskan semua perusahaan membayar pajak dengan benar secara tidak langsung akan meningkatkan kebutuhan software akuntansi paket.

Gelombang besar ini (peningkatan kebutuhan akan software akuntansi paket) akan menciptakan iklim yang kondusif di industri software Indonesia. Kapan waktunya? Menurut perkiraan saya: 2010 atau paling lambat 2011 adalah prediksi yang cukup berani. Dari mana dasar perhitungan saya?

Tahun 2008 dan awal 2009, akibat dari peraturan sunset policy, telah bertambah 1,4 juta NPWP perorangan baru. Harusnya angka ini juga ikut mendongkrak jumlah NPWP badan. Selama tahun 2009, mereka mulai berkutat dengan sistem pencatatan manual yang sulit sehingga secara tidak langsung pasti akan terpikirkan untuk menggunakan software akuntansi.

Jadi merupakan prediksi yang cukup konservatif apabila memperkirakan pasar software akuntansi paket di Indonesia akan meningkat paling tidak 10 kali lipat. Nilai pasar Rp. 100 hingga 200 milyar per tahun tentunya akan menjadi pasar yang menarik bagi siapapun juga.


Tidak ada komentar: