10 September 2015

Cara Meningkatkan Kapasitas Produksi

Saya banyak bertemu dengan pemilik pabrik. Secara umum, kondisi industri manufaktur di Indonesia masih bagus. Artinya adalah: Order yang masuk melebihi kapasitas produksi. Dengan kata lain, kapasitas produksi pabriklah yang membatasi perusahaan tersebut untuk menjual lebih banyak.

Apa yang terjadi bila kapasitas tidak dinaikkan namun penjualan meningkat? Orderan akan menumpuk. Apakah ada cara untuk meningkatkan penjualan tanpa harus meningkatkan kapasitas produksi, yang umumnya mengharuskan untuk beli mesin produksi baru yang harganya azubilah mahalnya.

Tulisan berikut ini akan menunjukan caranya meningkatkan kapasitas produksi tanpa harus membeli mesin produksi yang baru.

Mari kita lihat sebuah skenario. Sebuah pabrik akan memproduksi produk A dengan 4 proses seperti berikut ini:

Misalkan 1 proses untuk memproses barang A adalah 10 menit. Jadi dari bahan baku hingga jadi A memerlukan 40 menit.
Kalau ada order masuk untuk memesan 100 buah A maka waktu yang diperlukan adalah: 40 menit x 100 = 4000 menit.

Hal ini terjadi bila proses 2 hanya bisa bekerja bila proses 1 telah menyelesaikan semua orderan.











Gambar prosesnya akan seperti ini:
Kondisi ini kita sebut dengan Production Batch size (jumlah yang akan diproduksi) = Transfer Batch size (jumlah yang dipindahkan ke masing-masing proses).

Bagaimana bila kita memangkas Transfer Batch size menjadi 1/2. Apa yang akan terjadi?
Mari lihat ilustrasi berikut ini:
Perhatikan di sini. Proses 2 sudah bisa dimulai saat proses 1 sudah selesai 1/2. Begitu juga proses 3 sudah bisa mulai saat proses 2 sudah selesai 1/2.
Berapa waktu total yang diperlukan untuk menyelesaikan 100 buah A dengan cara seperti ini?
Mari kita hitung:
50 x 10' di proses 1 = 500'
50 x 10' di proses 2 = 500'
50 x 10' di proses 3 = 500'
100 x 10' di proses 4 = 1000'
Total = 2500 menit.

Bandingkan dengan cara sebelumnya yang memerlukan 4000 menit. Ini adalah peningkatan produktifitas sebesar 37,5%.
Ini baru memotong transfer batch size menjadi 1/2. Apa yang akan terjadi bila transfer batch size-nya dijadikan 1?
Dengan cara yang sama, kita bisa menyelesaikan semua 100 A dalam waktu 1030 menit. Sebuah peningkatan 74,25%.

Metode yang sangat sederhana ini sudah dilakukan oleh banyak pabrik-pabrik Jepang. Itu alasannya mengapa produksi mereka sangat efisien.
Pertanyaannya adalah: Apakah Anda sudah melakukan hal yang sama untuk pabrik Anda? Sederhana sekali. Tinggal potong Transfer Batch Size Anda sekecil mungkin.

Pada dasarnya semua pabrik sudah mengetahui hal ini. Sebagai contoh, sebuah pabrik baut di Tangerang yang menyuplai baut ke sebuah pabrik motor jepang sudah mempraktekan hal ini. Dalam kondisi normal, transfer batch size-nya adalah 1 drum besar. Pada kondisi sedang mempercepat produksi, mereka mengubah transfer batch size-nya dari drum besar menjadi ember kecil. Yang lucunya adalah, setelah kondisi normal kembali, transfer batch size-nya kembali ke drum besar.

Mengapa bisa seperti itu? Kita akan bahas di artikel berikutnya.

Untuk sementara ini, bila ada yang Anda ingin didiskusikan/ tanyakan, silakan tinggalkan pesan di bawah ini.

Tidak ada komentar: