20 September 2013

Hidup Berkelimpahan

Pertama kali saya belajar mengenai konsep hidup berkelimpahan adalah dari almarhum Jim Rohn. Berikut ilmu yang saya pelajari mengenai hidup berkelimpahan yang ingin saya share kepada Anda. Selamat menikmati.

Produktivitas
Manusia diciptakan mempunyai tujuan untuk produktif. Produktif artinya menghasilkan sesuatu. Pada awalnya produktivitas kita bertujuan untuk mencukupi kebutuhan diri sendiri. Bila kita sudah merasa cukup, tahap berikutnya adalah mencukupi kebutuhan pasangan kita. Mengapa kita perlu mempunyai pasangan hidup? Karena hidup kita akan kesepian bila dijalani sendirian. Bila Anda sudah mahir berproduksi sehingga kebutuhan Anda dan pasangan Anda sudah terpenuhi, maka tahapan selanjutnya adalah memenuhi kebutuhan Anak-anak Anda. Mengapa perlu punya anak? Karena hidup kita akan lebih berarti bila mempunyai anak tempat kita mencurahkan kasih sayang serta harta. Bila Anda berhasil menaklukkan tantangan hidup dan berproduksi melebihi apa yang dibutuhkan oleh sekeluarga Anda, maka Anda ditantang untuk naik tingkat ke level berikutnya. Apa yang telah Anda hasilkan bisa berlimpah sehingga bisa dibagikan kepada orang-orang yang tidak seberuntung Anda.

Apa yang bisa Anda limpahkan kepada orang lain? Selain uang, ada banyak hal lain yang lebih berharga yang bisa Anda bagikan kepada orang lain. Yang terutama tentu saja konsep hidup berlimpah itu sendiri. Setelah Anda berhasil menguasai cara hidup berkelimpahan, Anda perlu ajarkan agar ada banyak orang lain yang juga bisa hidup berkelimpahan.

Impian
Dari mana kita mulai perjalanan menuju hidup yang berkelimpahan? Semuanya itu dimulai dari impian. Menurut hukum Korespondensi (Law Of Correspondence), Pikiran Anda akan mencerminkan dunia luar Anda, begitu juga sebaliknya.
Dengan kata lain, bila Anda hidup berkekurangan, maka kemungkinan besar cara berpikir Anda yang memang miskin. Bila Anda betul memahami Hukum ini, maka Anda akan tahu bahwa hidup Anda akan berubah hanya dengan mengubah cara Anda berpikir.
Mulai sekarang mulailah untuk bermimpi. Boleh dimulai dari hal-hal yang material.
Mungkin Anda bertanya: Apa sih sulitnya untuk bermimpi? Kenyataan yang saya hadapi ternyata bagi orang-orang tertentu, bermimpi itu sulit sekali. Saat saya minta orang untuk menulis impiannya sebanyak mungkin, mereka hanya berhasil menulis 3 hal. Itu pun sudah dipaksa untuk berpikir, kalau tidak, hanya ada 1 hal yang dia tulis.

Saya ingin menantang Anda untuk menulis impian Anda. Coba, hentikan dulu pembacaan tulisan ini. Segera ambil buku atau secarik kertas dan pena. Sekarang juga tulis semua hal yang Anda ingin miliki atau capai dalam hidup Anda. Setelah selesai, kembali lanjutkan lagi artikel ini.

Sudah? Belum? Cepat stop bacanya. Tulis sekarang juga.
...
[dengan sabar menunggu]...
...
Nah, saya asumsikan kalau Anda sudah sampai di sini, berarti Anda sudah tulis semua impian Anda. Ada berapa banyak yang Anda tulis? 10? 50? 100? 500? Bila Anda tulis kurang dari 10, maka sepertinya Anda harus lanjut baca.

Takut Bermimpi
Mengapa orang takut untuk bermimpi? Siapa yang menghalangi Anda untuk bermimpi besar dan banyak?
Saya mengamati bahwa banyak orang tua tanpa sadar telah membuat anaknya untuk takut bermimpi.
Kata-kata yang sering keluar adalah:
"Bego Lu, kok gitu aja nggak bisa?"
"Tampang kayak kamu jangan bermimpi yang macam-macam deh".
"Awas jatuh. Jangan lari-lari. Nanti kamu jatuh".
"Dasar dodol", "Dasar anak nakal" dan lain sebagainya.

Tanpa disadari, kata-kata seperti itu masuk ke alam bawah sadar Anda dan membuat Anda tidak berani untuk melakukan hal-hal yang beresiko. Lalu, mengapa orang tua Anda melakukan hal itu? Karena dia juga diperlakukan hal yang sama oleh orang tuanya. Tidak ada yang mengajarkan kepada mereka bahwa kata-kata yang dilontarkan kepada Anak mereka bisa menyebabkan kematian impian Anak tersebut.
Bila Anda sudah punya anak, mulai saat ini, berkata-katalah yang positif kepada Anak Anda. Bila bukan Anda yang memutuskan lingkaran setan ini, maka siklus ini akan berlanjut terus ke anak cucu Anda.

Konsekuensi Yang Sudah Ditetapkan
Tuhan telah menentukan tujuan hidup Anda. Anda hadir di muka bumi ini pasti ada 1 tujuan yang pasti. Namun Anda mempunyai pilihan untuk mengikuti jalan itu atau tidak.
Dari mana Anda tahu Anda sedang menjalani tujuan hidup Anda? Saya senang Anda bertanya hal itu.
Menurut AR Bernard, Tujuan Hidup bukanlah sebuah benda atau kejadian. Bila dia merupakan benda atau kejadian, sesaat setelah Anda mendapatkan benda atau mengalami kejadian tersebut, maka tujuan hidup Anda akan hilang.
Tujuan Hidup adalah: saat di mana Anda menggunakan ketrampilan, talenta, hasrat, pengalaman, dan pengetahuan yang Anda miliki untuk memenuhi kebutuhan orang lain. Pada saat itulah Anda sedang menjalani Tujuan Hidup Anda. Hati Anda juga akan terasa puas. Jiwa Anda akan mendapat makanan yang cukup.

Apa akibatnya bila Anda tidak menjalani tujuan hidup Anda? Ada hukum yang bernama Sebab-Akibat. Hukum ini berbunyi: setiap akibat yang terjadi, pasti ada sebabnya. Dengan kata lain, apa pun yang dilakukan atau tidak dilakukan oleh seseorang, pasti ada konsekuensinya.

Apa konsekuensi bila Anda tidak mempunyai impian dan/atau tujuan hidup?
Tidak ada. Ya, konsekuensinya adalah: tidak ada yang terjadi dengan hidup Anda.

  • Tidak ada hidup berkelimpahan
  • Tidak ada kebahagiaan
  • Tidak ada kepuasan bathin
  • Tidak ada Uang untuk bersenang-senang dengan keluarga
  • Tidak ada yang bisa dibagikan
  • Tidak ada pengalaman/ilmu yang bisa diajarkan
Ingat: Anda hanya bisa memberi apa yang Anda miliki.
Sampai di titik ini harusnya saya sudah berhasil meyakinkan Anda untuk memiliki impian yang besar. Bila tidak, saya terpaksa harus meminta Anda untuk berhenti membaca artikel ini. Bila Ya, silakan lanjut.

Cara Mencapai Impian
Bagian ini membutuhkan berbuku-buku dan seminar berjam-jam agar Anda bisa menguasai cara mencapai impian Anda. Namun saya akan mencoba memberikan intisarinya.
Hanya dengan mempunyai impian tidak menjamin Anda akan mencapainya. Namun bila Anda tidak mempunyai impian, Anda PASTI tidak akan ke mana-mana.

Ada jarak antara Impian dan Realitas Anda. Mari kita namakan jarak ini adalah GAP. Tugas Anda adalah membuat GAP ini semakin hari semakin pendek. Bagaimana caranya:
  1. Anda harus punya sikap "Bisa" (Can Do attitude). Apa pun tantangannya, selalu katakan bisa dulu. Bagaimana caranya akan muncul belakangan. Kalau pun tidak muncul, Anda harus cari tahu caranya. Segala sesuatunya mudah bila Anda tahu caranya.
  2. Berani membayar harganya. Anda harus berani melakukan apa pun yang harus dilakukan untuk melangkah lebih maju. Kita tidak tahu apakah yang kita lakukan akan berhasil atau tidak. Lakukan dulu, baru dievaluasi efektif atau tidak. Dari situ kita akan belajar. Tentu saja belajar dari orang lain akan sangat membantu menghindari kesalahan yang sudah mereka lakukan. Namun pada akhirnya, tetap Anda yang harus lakukan segala sesuatunya.
  3. Fokus ke impian dan evaluasi progress Anda. Dibutuhkan kejujuran kepada diri sendiri seberapa bagus progress Anda. Bila tidak ada kemajuan, katakan dengan jujur sehingga Anda bisa belajar dan melakukan langkah korektif. Pada titik ini biasanya frustasi sering muncul. Itu sebabnya Anda perlu tetap fokus kepada impian Anda. Tanyakan pertanyaan ini: "Apa yang harus saya lakukan agar saya bisa lebih dekat kepada impian saya?". 
  4. Bila pertanyaan di atas tidak bisa Anda jawab, berarti anda harus belajar dulu. Invest ke dalam diri Anda. Beli materi-materi training yang banyak tersedia. Baca buku. Hadiri seminar. Jangan sungkan untuk mengeluarkan uang untuk diri Anda sendiri. Semuanya itu mahal, tapi Anda perlu menguasai banyak hal untuk menjadi super sukses. Setelah belajar, segera diterapkan. Tidak semua yang Anda pelajari akan berguna dan efektif. Anda sendiri yang harus menjadi hakimnya. Tentukan mana yang terbaik untuk Anda, dan setelah itu, lakukan terus.
Demikian sharing dari saya. Semoga bermanfaat.

Tidak ada komentar: